Home » Pelatihan Activity Based Costing

Pelatihan Activity Based Costing

Selamat datang di pelatihan Activity Based Costing. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, pemahaman yang akurat tentang struktur biaya menjadi kunci utama dalam menjaga efisiensi dan profitabilitas perusahaan. Banyak organisasi masih bergantung pada sistem penghitungan biaya tradisional yang sering kali tidak mencerminkan konsumsi sumber daya yang sebenarnya. Di sinilah Activity Based Costing (ABC) hadir sebagai pendekatan modern yang mampu memberikan gambaran lebih realistis tentang hubungan antara aktivitas, sumber daya, dan biaya. Melalui pendekatan ini, manajemen dapat mengidentifikasi aktivitas yang menambah nilai (value-added activities) dan yang tidak, sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih tajam, strategis, dan berbasis data nyata.

Pelatihan Activity Based Costing

Pelatihan Activity Based Costing ini termasuk dalam materi pelatihan Finance & Accounting, yang dirancang untuk membantu para profesional di bidang keuangan, akuntansi, dan manajemen memahami konsep, prinsip, serta penerapan ABC dalam konteks bisnis modern. Peserta akan mempelajari perbedaan mendasar antara sistem costing tradisional dengan Activity Based Costing, mulai dari penyusunan aktivitas, pemilihan resources dan activity drivers, hingga bagaimana informasi dari ABC dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendukung strategi perusahaan.

Lebih dari sekadar teori, pelatihan Activity Based Costing ini juga membahas integrasi antara Activity Based Costing, Activity Based Management (ABM), dan Activity Based Budgeting (ABB) — tiga pendekatan yang saling melengkapi dalam menciptakan sistem manajemen biaya yang efektif. Peserta akan diperkenalkan pada konsep-konsep penting seperti benchmarking, customer profitability analysis, target costing, hingga kaizen budgeting, yang semuanya berorientasi pada peningkatan kinerja dan efisiensi berkelanjutan.

Dengan mengikuti pelatihan Activity Based Costing ini, peserta tidak hanya akan memahami cara kerja ABC secara teknis, tetapi juga bagaimana menerapkannya untuk pengambilan keputusan strategis, pengelolaan kapasitas, serta penyusunan anggaran yang lebih akurat dan berorientasi pada nilai tambah bagi perusahaan.

APA YANG AKAN ANDA PELAJARI?

  1. Konsep Actifity Based Costing
    • Perbedaan Konsep Activity Based Costing dengan traditional.
    • Penyusunan dan Pemilihan Aktifitas.
    • Definisi Resources dan Keterkaitannya dengan buku Besar Perusahaan.
    • Pemilihan Resources Driver dan Activity Driver.
  2. Penggunaan Informasi Activity Based untuk Mendukung Efisiensi 
    • Perbedaan Activity Based Costing dan Activity Based Management.
    • Konsep Cost Driver.
    • Bench marking dan Pengukuran Kinerja.
    • Pengelolaan Kapasitas.
    • Total Quality Cost.
    • Kaizen Costing.
    • Keunggulan Konsep ABM dibandingkan dengan Konsep lainnya.
  3. Penggunaan Informasi Activity Based untuk Mendukung Pengambilan Keputusan &Strategi
    • Customer Profitability Analysis. dengan mempergunakan ABC.
    • Target Costing dan Life Cycle Costing dengan Menggunakan ABC.
  4. Penggunaan Informasi Activity Based untuk Menyusun Anggaran yang Efektif
    • Konsep Penyusunan Anggaran Secara Tradisional.
    • Kelemahan Penyusunan Anggaran Secara tradisional.
    • Konsep Activity Based Budgeting.
    • Konsep Kaizen Budgeting.
  5. Syarat-Syarat Implementasi Activity Based Costing/ Management/ Budgeting

TUJUAN & MANFAAT PELATIHAN

  • Peserta pelatihan mampu memahami konsep dasar Activity Based Costing (ABC) sebagai sistem akuntansi modern yang dapat menjawab tantangan dan perkembangan perusahaan.
  • Peserta pelatihan mampu memahami teknik untuk mengaplikasikan sistem akuntansi ABC dalam melaksanakan tugas pekerjaan sehari-hari

TARGET PESERTA PELATIHAN

  • Manajer Keuangan/finance
  • Staff/Officer Accounting, Cost Accounting
  • Manajer / staf non finance
  • Semua pihak yang ingin meningkatkan pengetahuan seputar Activity Based Costing

METODE PELATIHAN

  • Penyampaian konsep
  • Diskusi kelompok
  • Latihan
  • Studi kasus

JADWAL PELATIHAN ACTIVITY BASED COSTING

  • 8-9 Januari 2025 
  • 17-18 Februari 2025 
  • 10-11 Maret 2025 
  • 14-15 April 2025 
  • 13-14 Mei 2025 
  • 23-24 Juni 2025 
  • 28-29 Juli 2025 
  • 11-12 Agustus 2025 
  • 3-4 September 2025 
  • 20-21 Oktober 2025 
  • 10-11 November 2025 
  • 15-16 Desember 2025

BIAYA PELATIHAN ACTIVITY BASED COSTING

Pelatihan Activity Based Costing Public

Biaya Public Training silahkan hubungi kami.

Durasi pelatihan : 2 hari.

Catatan :

  1. Harga diatas adalah harga untuk public training di Yogyakarta.
  2. Biaya pelatihan sudah termasuk ruang pelatihan di hotel beserta perlengkapan pelatihan, makan siang, coffee break 2x, modul materi, sertifikat, training kit dan souvenir.
  3. Biaya belum termasuk transportasi dan akomodasi (penginapan) peserta pelatihan.
  4. Biaya sudah termasuk biaya pajak.
  5. Untuk permintaan materi custom (yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta) atau in house training dapat menghubungi kami di sini.

Pelatihan Activity Based Costing Online

Biaya Online Training silahkan hubungi kami.

Durasi pelatihan : 2 hari.

Catatan:

  1. Harga diatas adalah harga untuk online training.
  2. Pelatihan online menggunakan media Zoom Meeting atau media lainnya sesuai kebutuhan.
  3. Biaya pelatihan sudah termasuk Softcopy materi pelatihan, rekaman video pelatihan & Sertifikat pelatihan.
  4. Biaya sudah termasuk biaya pajak.
  5. Untuk permintaan materi custom (yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta) atau in house training dapat menghubungi kami di sini.

Activity Based Costing: Strategi Cerdas Menentukan Biaya Produksi Secara Akurat

Di era bisnis modern, akurasi dalam menghitung biaya produksi menjadi salah satu faktor penting untuk menjaga daya saing perusahaan. Banyak perusahaan menghadapi tantangan besar dalam menentukan biaya sebenarnya dari setiap produk atau layanan yang mereka hasilkan. Sering kali, sistem perhitungan tradisional tidak mampu memberikan gambaran yang tepat karena cenderung membagi biaya secara rata tanpa memperhatikan aktivitas yang sesungguhnya menyerap sumber daya. Di sinilah konsep Activity Based Costing mulai memainkan peran penting.

Sistem Activity Based Costing (ABC) memberikan pendekatan yang lebih realistis dalam menghitung biaya dengan cara mengaitkan setiap pengeluaran langsung pada aktivitas yang menjadi penyebab biaya. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan mengetahui dengan pasti berapa besar biaya yang benar-benar digunakan untuk setiap produk atau jasa. Dengan begitu, manajemen bisa mengambil keputusan yang lebih akurat dan strategis.

Melalui penerapan Manajemen Piutang (Activity Based Costing), perusahaan juga dapat mengidentifikasi area yang boros dan tidak efisien. Akurasi informasi biaya ini bukan hanya berdampak pada pengendalian keuangan, tetapi juga memperkuat proses perencanaan anggaran, pricing, dan pengambilan keputusan di tingkat strategis.

Konsep Dasar Manajemen Piutang (Activity Based Costing)

Pengertian Activity Based Costing (ABC) secara sederhana

Activity Based Costing dikutip dari investopedia.com, adalah metode penghitungan biaya yang berfokus pada aktivitas sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya overhead ke produk atau layanan. Berbeda dari sistem tradisional yang hanya mengandalkan volume produksi, ABC mengidentifikasi aktivitas yang benar-benar mengonsumsi sumber daya. Misalnya, biaya pemeliharaan mesin atau pengaturan ulang peralatan dihitung berdasarkan seberapa sering aktivitas tersebut dilakukan, bukan sekadar berdasarkan jumlah unit yang diproduksi.

Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat mengetahui aktivitas mana yang paling mahal dan mana yang justru memberi nilai tambah. Hal ini menjadikan Activity Based Costing sebagai alat yang tidak hanya membantu menghitung biaya, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional.

Dalam konteks Manajemen Piutang (Activity Based Costing), pendekatan ini membantu manajemen memahami bagaimana setiap aktivitas berkontribusi terhadap total biaya dan bagaimana cara mengoptimalkannya agar lebih hemat tanpa mengorbankan kualitas.

Prinsip kerja dan logika di balik sistem berbasis aktivitas

Prinsip utama Activity Based Costing adalah bahwa aktivitas mengonsumsi sumber daya, dan produk mengonsumsi aktivitas. Dengan logika ini, setiap pengeluaran dihubungkan ke aktivitas tertentu, lalu dialokasikan ke produk berdasarkan seberapa besar aktivitas tersebut digunakan oleh produk yang bersangkutan.

Sebagai contoh, jika satu produk membutuhkan banyak aktivitas inspeksi, maka produk tersebut akan menanggung porsi biaya inspeksi yang lebih besar. Dengan demikian, manajemen dapat melihat biaya secara lebih transparan dan menghindari kesalahan dalam menentukan harga jual.

Penerapan Manajemen Piutang (Activity Based Costing) berdasarkan prinsip ini membuat pengalokasian biaya menjadi lebih adil dan rasional. Hasil akhirnya adalah laporan keuangan yang lebih akurat, yang menjadi dasar kuat bagi pengambilan keputusan bisnis.

Mengapa pendekatan ini lebih unggul dibanding metode tradisional

Metode tradisional sering kali mengalokasikan biaya berdasarkan volume produksi, misalnya jam tenaga kerja atau jumlah unit. Akibatnya, produk yang kompleks dan memerlukan banyak aktivitas sering kali “disubsidi” oleh produk sederhana. Activity Based Costing memperbaiki kelemahan ini dengan mendistribusikan biaya berdasarkan tingkat konsumsi aktivitas.

Keunggulan utama pendekatan ini adalah kemampuannya menyoroti aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Dengan demikian, perusahaan dapat memangkas biaya yang tidak perlu tanpa mengganggu proses produksi utama. Dalam jangka panjang, penerapan Activity Based Costing meningkatkan profitabilitas dan efisiensi manajemen biaya.

Dengan mengintegrasikan pendekatan ini dalam Manajemen Piutang (Activity Based Costing), perusahaan bisa mendapatkan gambaran lebih menyeluruh tentang kinerja keuangan dan potensi perbaikan di setiap lini operasional.

Komponen Utama dalam Sistem Manajemen Piutang (Activity Based Costing)

Resource (Sumber Daya): Identifikasi biaya yang melekat pada setiap aktivitas

Setiap aktivitas di perusahaan mengonsumsi sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, energi, dan waktu. Dalam Activity Based Costing, langkah pertama adalah mengidentifikasi semua sumber daya yang digunakan dalam proses bisnis. Tujuannya adalah mengetahui seberapa besar biaya yang terkait dengan aktivitas tertentu.

Sebagai contoh, aktivitas pemeliharaan mesin membutuhkan tenaga teknisi, suku cadang, dan listrik. Semua biaya tersebut dikumpulkan dalam satu kelompok biaya (cost pool) yang kemudian akan dialokasikan berdasarkan aktivitas yang relevan. Dengan cara ini, perusahaan bisa melihat hubungan langsung antara pengeluaran dan aktivitas yang memicunya.

Pendekatan ini membantu Manajemen Piutang (Activity Based Costing) menilai efisiensi setiap aktivitas dan mengidentifikasi potensi penghematan biaya.

Activity (Aktivitas): Penentuan aktivitas yang menciptakan nilai dan mengonsumsi sumber daya

Aktivitas adalah pusat dari sistem Activity Based Costing. Setiap proses bisnis terdiri dari serangkaian aktivitas — seperti pembelian bahan baku, inspeksi kualitas, atau pengiriman produk — yang semuanya mengonsumsi sumber daya. Dalam ABC, aktivitas ini diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan fungsi dan kontribusinya terhadap produk akhir.

Menentukan aktivitas bernilai tambah (value-added) dan tidak bernilai tambah (non-value-added) adalah langkah penting. Aktivitas bernilai tambah adalah yang secara langsung meningkatkan nilai produk, sedangkan aktivitas non-value-added adalah yang hanya menambah biaya tanpa menambah nilai.

Dengan memahami aktivitas ini, Manajemen Piutang (Activity Based Costing) dapat memfokuskan investasi pada aktivitas bernilai tinggi dan mengurangi yang tidak efisien.

Cost Driver: Faktor penyebab biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya secara tepat

Cost driver adalah variabel yang menyebabkan biaya muncul. Dalam sistem Activity Based Costing, cost driver berfungsi sebagai penghubung antara aktivitas dan produk. Misalnya, jumlah jam mesin digunakan bisa menjadi cost driver untuk aktivitas produksi, atau jumlah pesanan pelanggan bisa menjadi cost driver untuk aktivitas penanganan order.

Pemilihan cost driver yang tepat sangat penting karena akan mempengaruhi akurasi hasil pengalokasian biaya. Dengan cost driver yang baik, perusahaan bisa memastikan setiap produk menanggung biaya yang sesuai dengan tingkat aktivitas yang digunakan.

Bagi Manajemen Piutang (Activity Based Costing), cost driver adalah alat analisis yang kuat untuk memahami struktur biaya dan memperbaiki efisiensi alokasi sumber daya.

Langkah-Langkah Membangun Sistem Manajemen Piutang (Activity Based Costing)

Identifikasi aktivitas utama dalam proses produksi

Langkah awal dalam membangun sistem Activity Based Costing adalah memetakan seluruh aktivitas yang terjadi dalam proses produksi. Aktivitas ini bisa meliputi perencanaan, pembelian bahan baku, perakitan, hingga pengiriman produk ke pelanggan.

Setiap aktivitas kemudian dianalisis untuk menentukan hubungannya dengan biaya dan output yang dihasilkan. Dengan cara ini, perusahaan dapat memahami aktivitas mana yang paling berkontribusi terhadap biaya total.

Pendekatan ini membantu Manajemen Piutang (Activity Based Costing) menciptakan sistem biaya yang lebih akurat dan transparan.

Klasifikasikan biaya berdasarkan aktivitas (resource cost driver dan activity cost driver)

Setelah aktivitas teridentifikasi, langkah berikutnya adalah mengklasifikasikan biaya. Dalam Activity Based Costing, biaya dibagi ke dalam dua kelompok utama: resource cost driver dan activity cost driver. Resource cost driver menghubungkan sumber daya ke aktivitas, sedangkan activity cost driver menghubungkan aktivitas ke produk.

Klasifikasi ini memastikan setiap biaya ditempatkan pada pos yang tepat, sehingga hasil perhitungan menjadi akurat dan relevan. Proses ini menuntut pemahaman mendalam terhadap alur kerja perusahaan dan pola penggunaan sumber daya.

Dengan sistem klasifikasi yang baik, Manajemen Piutang (Activity Based Costing) dapat meningkatkan keakuratan dalam pengendalian biaya dan pengambilan keputusan finansial.

Hitung biaya per aktivitas dan alokasikan ke produk/jasa

Tahap ini merupakan inti dari penerapan Activity Based Costing. Setelah semua aktivitas dan cost driver ditentukan, biaya dihitung per aktivitas lalu dialokasikan ke produk berdasarkan penggunaan aktivitas tersebut.

Sebagai contoh, jika satu produk memerlukan lebih banyak waktu pengujian kualitas, maka biaya pengujian yang dialokasikan untuk produk tersebut akan lebih tinggi dibandingkan produk lain. Hasilnya adalah perhitungan biaya yang mencerminkan realitas aktivitas bisnis.

Pendekatan ini memungkinkan Manajemen Piutang (Activity Based Costing) menilai kontribusi biaya dengan presisi tinggi, sehingga strategi harga dan margin dapat direncanakan lebih efektif.

Analisis hasil dan evaluasi efektivitas sistem

Langkah terakhir adalah menganalisis hasil implementasi Activity Based Costing. Analisis ini membantu perusahaan mengevaluasi apakah sistem biaya yang baru memberikan informasi yang lebih akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan.

Jika ditemukan ketidaksesuaian, perusahaan dapat menyesuaikan cost driver atau aktivitas agar sistem lebih efisien. Selain itu, evaluasi berkala juga penting untuk memastikan sistem tetap selaras dengan perubahan proses bisnis.

Melalui pendekatan ini, Manajemen Piutang (Activity Based Costing) menjadi alat manajerial yang adaptif dan berorientasi pada perbaikan berkelanjutan.

Perbandingan antara Traditional Costing dan Manajemen Piutang (Activity Based Costing)

Perbedaan mendasar dalam metode alokasi biaya

Sistem biaya tradisional mengalokasikan biaya berdasarkan volume produksi atau jam kerja, sedangkan Activity Based Costing menggunakan aktivitas sebagai dasar alokasi. Dengan demikian, ABC lebih mampu merefleksikan konsumsi sumber daya yang sesungguhnya.

Sebagai contoh, dua produk dengan volume produksi sama belum tentu memiliki biaya produksi yang identik karena bisa saja satu produk memerlukan lebih banyak aktivitas desain atau kontrol kualitas.

Dengan pendekatan Manajemen Piutang (Activity Based Costing), perusahaan mendapatkan informasi biaya yang lebih realistis dan akurat.

Dampak terhadap penentuan harga dan profitabilitas produk

Informasi yang dihasilkan dari Activity Based Costing membantu manajemen dalam menentukan harga jual yang tepat dan mengidentifikasi produk yang sebenarnya paling menguntungkan. Produk dengan margin rendah bisa segera diperbaiki atau bahkan dihentikan produksinya.

Selain itu, ABC juga memperlihatkan aktivitas mana yang paling banyak menghabiskan biaya sehingga manajemen dapat mengoptimalkan efisiensi operasional.

Bagi Manajemen Piutang (Activity Based Costing), pemahaman mendalam terhadap biaya dan profitabilitas produk menjadi dasar bagi strategi bisnis yang lebih kompetitif.

Penerapan Informasi Manajemen Piutang (Activity Based Costing) untuk Efisiensi dan Pengambilan Keputusan

Bagaimana data ABC mendukung manajer dalam mengidentifikasi aktivitas tidak efisien

Salah satu manfaat terbesar dari Activity Based Costing adalah kemampuannya mengungkap aktivitas yang tidak efisien. Data yang dihasilkan menunjukkan aktivitas mana yang menyerap biaya besar tanpa memberikan nilai tambah signifikan.

Manajer kemudian dapat mengambil langkah strategis untuk memperbaiki atau menghapus aktivitas tersebut. Hasilnya, efisiensi meningkat dan biaya dapat ditekan tanpa mengurangi kualitas layanan atau produk.

Dalam konteks Manajemen Piutang (Activity Based Costing), informasi ini membantu perusahaan fokus pada aktivitas bernilai tinggi yang benar-benar mendukung kinerja keuangan.

Hubungan ABC dengan peningkatan margin laba dan efisiensi biaya

Dengan menghitung biaya secara akurat, Activity Based Costing memungkinkan perusahaan menetapkan harga yang mencerminkan nilai sebenarnya. Ini berdampak langsung pada peningkatan margin laba. Selain itu, aktivitas yang boros dapat diidentifikasi dan dikurangi, menghasilkan efisiensi jangka panjang.

Informasi biaya yang lebih detail juga mempermudah perencanaan anggaran dan analisis profitabilitas per produk atau divisi.

Manajemen Piutang (Activity Based Costing) memberikan dasar yang kuat bagi keputusan strategis yang mendukung pertumbuhan bisnis berkelanjutan.

Tantangan dalam Implementasi Manajemen Piutang (Activity Based Costing)

Keterbatasan sumber daya dan kompleksitas data

Implementasi Activity Based Costing membutuhkan data yang mendetail tentang aktivitas dan biaya. Pengumpulan data ini bisa menjadi tantangan bagi perusahaan dengan sistem informasi yang belum terintegrasi. Selain itu, proses analisisnya juga memerlukan tenaga ahli dan waktu yang cukup panjang.

Namun, dengan perencanaan yang baik dan dukungan teknologi, kendala ini bisa diatasi secara bertahap. Manajemen Piutang (Activity Based Costing) akan memberikan hasil optimal jika diterapkan secara konsisten.

Resistensi organisasi terhadap perubahan sistem biaya

Perubahan sistem dari metode tradisional ke Activity Based Costing sering menimbulkan resistensi internal. Beberapa karyawan mungkin merasa terbebani dengan proses pencatatan aktivitas baru atau khawatir dengan transparansi biaya yang lebih tinggi.

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu melakukan pelatihan dan sosialisasi agar semua pihak memahami manfaat ABC. Dukungan manajemen puncak juga sangat penting dalam mendorong keberhasilan implementasi.

Dengan komunikasi yang baik, Manajemen Piutang (Activity Based Costing) dapat diterima sebagai sistem yang membantu semua lini perusahaan.

Strategi mengatasi hambatan implementasi ABC di perusahaan

Langkah pertama adalah membangun kesadaran bahwa Activity Based Costing bukan sekadar proyek akuntansi, tetapi strategi peningkatan efisiensi. Perusahaan juga perlu memilih area prioritas untuk penerapan awal agar hasilnya cepat terlihat.

Selain itu, penggunaan teknologi seperti sistem ERP akan sangat membantu dalam mengumpulkan dan menganalisis data aktivitas secara otomatis.

Dengan strategi bertahap dan dukungan manajerial yang kuat, Manajemen Piutang (Activity Based Costing) bisa diimplementasikan dengan efektif tanpa mengganggu operasional.

Integrasi Manajemen Piutang (Activity Based Costing) dengan Sistem Akuntansi Modern

Integrasi ABC dengan ERP dan sistem keuangan digital

Integrasi Activity Based Costing dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) membuat proses alokasi biaya menjadi otomatis dan real time. Data aktivitas dapat diambil langsung dari sistem operasional, sehingga laporan biaya menjadi lebih cepat dan akurat.

Hal ini juga meminimalkan kesalahan manusia dalam pencatatan dan pengalokasian biaya. Bagi Manajemen Piutang (Activity Based Costing), integrasi ini memperkuat efisiensi dan akurasi pelaporan keuangan.

Otomatisasi perhitungan biaya berbasis aktivitas

Dengan bantuan teknologi digital, perhitungan Activity Based Costing kini bisa dilakukan secara otomatis. Sistem dapat mengidentifikasi cost driver, menghitung biaya per aktivitas, dan mengalokasikannya ke produk dengan cepat.

Otomatisasi ini menghemat waktu serta meningkatkan keandalan data biaya yang dihasilkan. Perusahaan dapat mengambil keputusan strategis berdasarkan informasi biaya yang selalu up to date.

Bagi Manajemen Piutang (Activity Based Costing), otomatisasi menjadikan sistem ini lebih praktis dan mudah diterapkan di berbagai sektor bisnis.

Manfaat bagi analisis profitabilitas dan budgeting jangka panjang

Integrasi Activity Based Costing ke dalam sistem akuntansi modern memberikan nilai tambah besar dalam analisis profitabilitas. Perusahaan dapat mengetahui produk, pelanggan, atau proses mana yang paling menguntungkan.

Informasi ini menjadi dasar dalam menyusun strategi harga, perencanaan kapasitas, dan pengendalian anggaran jangka panjang.

Dengan dukungan teknologi dan data yang akurat, Manajemen Piutang (Activity Based Costing) membantu perusahaan mengoptimalkan sumber daya untuk pertumbuhan berkelanjutan.

Activity Based Costing bukan sekadar metode akuntansi, melainkan strategi bisnis untuk menciptakan efisiensi, transparansi, dan akurasi dalam pengelolaan biaya. Dengan memahami aktivitas dan cost driver, perusahaan dapat mengalokasikan biaya secara adil serta menilai profitabilitas dengan lebih baik.

Penerapan Manajemen Piutang (Activity Based Costing) memungkinkan manajemen mengidentifikasi aktivitas bernilai rendah, memperbaiki proses, dan mengoptimalkan margin laba. Integrasinya dengan sistem akuntansi digital menjadikannya alat yang relevan untuk era modern.

Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan yang mampu memahami dan menerapkan Activity Based Costing secara efektif akan memiliki keunggulan signifikan dalam pengambilan keputusan dan efisiensi operasional.

linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram